STANDAR OPERATING PROSEDUR
(S.O.P)
PROSEDUR TETAP
No. :
|
|
|
TENTANG
TINDAKAN PUNKSI LUMBAL
(LP).
PENGERTIAN :
Punksi lumbal adalah tindakan memasukkan jarum LP ke
dalam kandung dura lewat processus spinosus L4-L5 / L5-S1 untuk mengambil
cairan otak (liquor Cerebro Spinalis).
TUJUAN.
Diagnostik.
Indikasi :
a.
Urgent : ( suspek)
v Meningitis bacterial / TBC.
v Perdarahan subarahnoid.
v Febris dengan kesadaran menurun (sebab tak
jelas).
b.
Biasa : ( suspek )
v Tumor mielum : sebelum dan sesudah mielografi / caudiografi.
v Sindroma GuillainBarre (bila perlu
diulang-ulang + satu minggu).
v Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya.
Kontra Indikasi :
a. Ada tanda peningkatan tekanan intrakranial
( pemeriksaan fundus okuli)
b. Ada infeksi kulit / luka bernanah sekitar
tempat LP.
c.
Ada deformitas
corpus vertebrae di tempat punksi.
d.
Ada kelainan soal
hemophilia.
e. Tidak ada “inform consent” dari pasien /
keluarga.
III. KEBIJAKAN:
Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter spesialis saraf dibantu tenaga
paramedis yang diberikan pada pasien rawat inap di RSUD Dr M.Saleh Kota
Probolinggo
IV.PROSEDUR:
PELAKSANAAN :
v Operator :
Seorang dokter spesialis
saraf.
v Asisten :
Perawat (umum / khusus).
LANGKAH – LANGKAH :
1.
Persiapan alat :
v Jarum LP nomor 20 G/ 22G ( 1-2 biji).
v Larutan disenfektan (betadine & alkohol 70 %).
v Kain penutup (dock) steril berlubang
(kalau ada ).
v Sarung tangan steril.
v Reagen Nonne – pandy dalam tabung khusus.
v Botol bersih dan kering (2 - 3 buah).
v Kasa steril, lidi kapas steril dan
plester.
v Bila ada Lidocain / xylocain 2 %.
v Dexametason / adrenalin ½ ampul.
2.
Pelaksanaan / cara LP.
v Alat dipersiapkan oleh perawat dan pasien diberitahu.
v Pasien tidur miring dengan posisi fleksi maksimal pada sendi lutut,
panggul dan lumbal. Untuk mengatur dan mempertahankan posisi, perlu dibantu
oleh perawat.
v Tentukan tempat LP dengan cara : dari atas tarik ke dawah sampai
memotong kolumna vertebralis. Titik perpotongan adalah tempat LP (L4-L5).
Apabila pada tempat tersebut mengalami kesulitan, dapat dikerjakan antara L3-L4.
v Setelah liquor keluar, ambil pemeriksaan :
a.
Nonna dan Pandy masing-masing
tabung 4 – 5 tetes.
b. Sel, protein, glokosa, dalam botol
sebanyak kurang lebih 30 tetes.
v Bila liquor keluar bercampur darah lakukan test 3 tabung.
v Dokter membuat surat
permintaan cito pemeriksaan liquor ke laboratorium
v Pasien diobservasi dalam keadaan tidur tengkurap paling sedikit 2
jam sambil menunggu pemeriksaan liquor.
v Apabila tidak terdapat efek samping LP (sakit kepala, pusing dll),
setelah observasi 2 jam, pasien diperbolehkan pulang ditemani oleh keluarga.
v Indikasi MRS setelah LP :
a.
Dari pemeriksaan liquor didapatkan infeksi SSP,
GBS, Polineuropati dengan gangguan motorik yang berat (nilai motorik kurang
atau sama dengan 4).
b.
Terdapat keluhan efek samping
LP setelah observasi lebih dari 2 jam.
Pasien MRS evaluasi lebih lanjut.
V. UNIT
TERKAIT.
Laboratorium klinik untuk pemeriksaan liquor tersebut.
PROSEDUR
TETAP
TENTANG
PELAKSANAAN EEG / REKAM OTAK
I.
PENGERTIAN:
EEG adalah kepanjangan dari
Elektroensefalografi atau Rekam Otak yang
merupakan pemeriksaan fungsional dari otak.
II.
TUJUAN.
Untuk membantu
menegakkan diagnosa / untuk melengkapi data diagnosa kelainan fungsional
diotak.
III.
KEBIJAKAN.
Operator
dikerjakan oleh tenaga paramedis yang sudah mendapat latihan
khusus.
Pembacaan dilakukan oleh dokter
spesialis saraf.
IV. PROSEDUR.
PERSIAPAN
ALAT.
1.
Sebelum
digunakan alat / pesawat EEG dipanaskan terlebih dahulu.
2.
Elektrode
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bagian kiri, tengah dan kanan sesuai
dengan yang tertera pada junction box.
3.
Kertas
EEG sudah terpasang dengan sempurna.
4.
Elefik
paste, skin pure, sisir, metlyn, spidol, dipersiapkan di meja, dan kalau perlu
karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.
PERSIAPAN PASIEN.
5.
Sebelum
di lakukan EEG pasien dianjurkan untuk keramas terlebih dahulu ( untuk pasien
rawat jalan ) dan tidak diperbolehkan memakai minyak rambut. Untuk pasien rawat
inap tidak diharuskan keramas (
kalau kondisi pasien tidak memungkinkan )
6.
Pasien
tidak diperbolehkan memakai minyak rambut, supaya electrode melekat dengan
sempurna.
7.
Pasien
/ keluarganya membayar biaya sesuai dengan tarif yang telah ditentukan, kecuali
pasien Astek / Askes.
8.
Pasien
bayi / anak-anak / pasien dewasa yang gelisah kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian premedikasi.
9.
Sebelum
pemberian premedikasi keluarga pasien diberi pengertian terlebih dahulu
kemudian diminta untuk menandatangani inform concent yang telah disediakan.
10.
Pasien
bayi / anak-anak ditimbang dahulu untuk menentukan dosis obat premedikasi.
PELAKSANAAN.
11.
Pasien
/ keluarganya diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tindakan yang akan
dikerjakan.
12.
Perawat
cuci tangan.
13.
Kepala
diukur dengan menggunakann metlyn, posisi pasien duduk dikursi ( kalau kondisi
pasien tidak memungkinkan, diukur dengan posisi tidur terlentang pada tengkuk
diberi bantalan supaya tidak ada penekanan ) dengan menggunakan system Ten –
Twenty. Hasil pengukuran diberi tanda dengan spidol merah supaya jelas.
14.
Selesai
pengukuran kepala yang sudah bertanda spidol merah dibersihkan dengan kapas
alcohol, kemudian digosok perlahan dengan skin pure, elefik paste ditempelkan
sesuai hasil pengukuran tadi, sampai selesai.
15.
Pasien
dianjurkan untuk tidur terlentang, tengkuk diberi bantalan kemudian electrode (
22 elektrode )di tempelkan di atas elefik .
16.
Sebelum
mulai merekam pasien dianjurkan untuk tetap rileks dan diberi penjelasan apa yang harus dilakukan
pada saat perekaman.
17.
Rekaman
/ pemeriksaan EEG diawali dengan kalibrasi sesuai dengan kebutuhan.
18.
Perekaman
dimulai dari pattern 1 ( satu ) sampai 6 ( enam ) dengan waktu kurang lebih 15
sampai 20 menit ( 60 lembar kertas ).
19.
Pattern
1 ( pertama ) pasien dianjurkan untuk menutup dan membuka mata ( kecuali pasien
yang tidak sadar atau pasien yang dengan premedikasi ) sampai 10 lembar kertas
atau lebih kurang 3 menit.
20.
Pattern
ke 2 ( kedua ) pasien dianjurkan untuk menutup mata dan menjawab pertanyaan
yang diberikan dan tidak diperbolehkan menggeleng atau menganggukkkan kepala,
waktu sama dengan pattern pertama.
21.
Pattern ke 3 ( ketiga ) pasien dianjurkan
untuk membuka mata kemudian dilakukan PS ( photic stimulation ) sampai selesai
kemudian pasien diminta untuk menutup mata lagi, pasien dianjurkan untuk nafas
panjang atau HV ( hiper ventilasi ) waktu sama dengan pattern sebelumnya.
22.
Setelah
nafas panjang selesai pasien nafas biasa dan diperbolehkan tidur sampai
perekaman selesai.
23.
Pattern
keempat sampai empat lembar kertas, kertas dibalik dan dilanjutkan sampai
sepuluh lembar kertas dengan waktu yang sama tanpa aktivitas, begitu juga
dengan pattern kelima dan keenam.
24.
Pada
pasien yang memakai obat premedikasi mulai dari pattern pertama sampai
keenam tidak dilakukan aktivitas.
Setelah pattern keenam kembali ke pattern ketiga dan pasien dibangunkan untuk
dilakukan Photik .
25.
Pada
akhir perekaman dilakukan kalibrasi lagi.
26.
Apabila
di tengah – tengah perekaman grafik mengecil atau terlalu tinggi maka kalibrasi
bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan.
Segala sesuatu
yang terjadi pada saat perekaman dicatat pada kertas perekaman.
27.
Setelah
proses perekaman selesai, electrode dilepas dimasukkan dalam air yang sudah
disediakan pada suatu tempat dan kulit kepala dibersihkan dengan kapas basah.
28.
Pada
kertas perekaman diisikan identitas pasien, tanggal, dan nomor register.
29.
Hasil
perekaman diberikan pada pasien / keluarganya untuk kembali ke dokternya, kecuali pasien konsulan hasil perekaman
diserahkan ke dokter spesialis saraf
terlebih dahulu untuk pembacaan sebelum kembali pada dokter yang bersangkutan.
30.
Elektrode
dan alat – alat yang lain dibersihkan, dirapikan, perawat cuci tangan.
S.O.P
.KLINIK MEMORI
Pengertian:
Kognitif: adalah
kemampuan pengenalan dan penafsiran lingkungan seseorang
Wawasan Kognitif
terdiri dari:
Perhatian,
atensi.
Bahasa.
Memori.( daya
ingat )
Visuospatial.(
cth mencari jalan pulang kerumah, berpakaian)
Fungsi
eksekutif.( perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan)
Tujuan :
Merupakan bagian
dari pemeriksaan Neurobehaviour pada saat ini yang penting untuk mengevaluasi
gangguan kognitif.
Program
pelatihan memori adalah bagian dari stimulasi kognitif yang merupakan suatu
rangsangan eksternal yang secara otomatis akan menyebabkan terjadinya
reorganisasi otak. Bentuk reorganisasi otak berupa kemampuan aspek atensi,
konsentrasi, memori jangka pendek, keterampilan visuo motor dan ketrampilan
visuo-spatial.
Kebijakan:
Pelayanan Dokter
spesialis saraf dibantu tenaga paramedis yang diberikan kepada pasien di
Poliklinik rawat jalan RSUD Dr M.Saleh Kota Probolinggo.
Prosedur:
- Mencatat identitas nama,alamat, usia , pendidikan , penyakit yang diderita pasien.
- Wawancara
kepada pasien dan keluarga , menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan dan
pelatihan memori.
- Pemeriksaan
Status Mini Mental sederhana.
- Pemeriksaan
Clock Drawing Test.
- Sequencing
Card.
- Melihat
gambar serupa tapi tidak sama.
- Melihat
gambar untuk menggali memori lama dari tokoh tokoh terkenal.
- Latihan
kalkulasi.
- Digit
Span: penderita diperintahkan meniru angka yang disebutkan.
- Mengingat
5 -10 kata/ nama benda untuk diulang ulang.
- Menyebutkan
nama – nama hewan/binatang.
- Menyebutkan
nama - nama buah buahan.
- Penderita
diminta meniru gambar yang diberikan pemeriksa.
- Penderita
diminta menjawab untuk mengenal suara suara ( sound recognition ).
PEMERIKSAAN TAMBAHAN :
Bila ada waktu dan memungkinkan diberi
latihan berupa :
- Stimulasi
kognitif di komputer.
- Test
Line Bisectional.
- Test
Bender Gestalt.
- dsbnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar