Minggu, 25 Desember 2016

SOP lumbal punksi






STANDAR OPERATING PROSEDUR
(S.O.P)




































PROSEDUR TETAP

No. :



TENTANG
TINDAKAN PUNKSI LUMBAL (LP).

PENGERTIAN :
Punksi lumbal adalah tindakan memasukkan jarum LP ke dalam kandung dura lewat processus spinosus L4-L5 / L5-S1 untuk mengambil cairan otak (liquor Cerebro Spinalis).

TUJUAN.
Diagnostik.
Indikasi :
a.       Urgent : ( suspek)
v  Meningitis bacterial / TBC.
v  Perdarahan subarahnoid.
v  Febris dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas).

b.      Biasa : ( suspek )
v  Tumor mielum : sebelum dan sesudah mielografi / caudiografi.
v  Sindroma GuillainBarre (bila perlu diulang-ulang + satu minggu).
v  Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya.

Kontra Indikasi :
a.       Ada tanda peningkatan tekanan intrakranial ( pemeriksaan fundus okuli)
b.      Ada infeksi kulit / luka bernanah sekitar tempat LP.
c.       Ada deformitas corpus vertebrae di tempat punksi.
d.      Ada kelainan soal hemophilia.
e.       Tidak ada “inform consent” dari pasien / keluarga.


III. KEBIJAKAN:
Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter spesialis saraf dibantu tenaga paramedis yang diberikan pada pasien rawat inap di RSUD Dr M.Saleh Kota Probolinggo

IV.PROSEDUR:
PELAKSANAAN :
v  Operator :
Seorang dokter spesialis saraf.
v  Asisten :
Perawat (umum / khusus).

LANGKAH – LANGKAH :
1.      Persiapan alat :
v  Jarum LP nomor 20 G/ 22G ( 1-2  biji).
v  Larutan disenfektan (betadine & alkohol 70 %).
v  Kain penutup (dock) steril berlubang (kalau ada ).
v  Sarung tangan steril.
v  Reagen Nonne – pandy dalam tabung khusus.
v  Botol bersih dan kering (2 - 3 buah).
v  Kasa steril, lidi kapas steril dan plester.
v  Bila ada Lidocain / xylocain 2 %.
v  Dexametason / adrenalin ½ ampul.

2.      Pelaksanaan / cara LP.
v  Alat dipersiapkan oleh perawat dan pasien diberitahu.
v  Pasien tidur miring dengan posisi fleksi maksimal pada sendi lutut, panggul dan lumbal. Untuk mengatur dan mempertahankan posisi, perlu dibantu oleh perawat.
v  Tentukan tempat LP dengan cara : dari atas tarik ke dawah sampai memotong kolumna vertebralis. Titik perpotongan adalah tempat LP (L4-L5). Apabila pada tempat tersebut mengalami kesulitan, dapat dikerjakan antara L3-L4.
v  Setelah liquor keluar, ambil pemeriksaan :
a.       Nonna dan Pandy masing-masing tabung 4 – 5 tetes.
b.      Sel, protein, glokosa, dalam botol sebanyak kurang lebih 30 tetes.
v  Bila liquor keluar bercampur darah lakukan test 3 tabung.
v  Dokter membuat surat permintaan cito pemeriksaan liquor ke laboratorium
v  Pasien diobservasi dalam keadaan tidur tengkurap paling sedikit 2 jam sambil menunggu pemeriksaan liquor.
v  Apabila tidak terdapat efek samping LP (sakit kepala, pusing dll), setelah observasi 2 jam, pasien diperbolehkan pulang ditemani oleh keluarga.
v  Indikasi MRS setelah LP :
a.       Dari  pemeriksaan liquor didapatkan infeksi SSP, GBS, Polineuropati dengan gangguan motorik yang berat (nilai motorik kurang atau sama dengan 4).
b.      Terdapat keluhan efek samping LP setelah observasi lebih dari 2 jam.
Pasien MRS evaluasi lebih lanjut.

V. UNIT TERKAIT.
Laboratorium klinik untuk pemeriksaan liquor tersebut.



















PROSEDUR TETAP

TENTANG

PELAKSANAAN EEG / REKAM OTAK

I.          PENGERTIAN:
         EEG adalah kepanjangan dari Elektroensefalografi atau Rekam Otak yang
         merupakan  pemeriksaan fungsional dari otak.

II.         TUJUAN.
Untuk membantu menegakkan diagnosa / untuk melengkapi data diagnosa kelainan fungsional diotak.

III.        KEBIJAKAN.
         Operator dikerjakan oleh tenaga paramedis yang sudah mendapat latihan
         khusus.
         Pembacaan dilakukan oleh dokter spesialis saraf.

IV.       PROSEDUR.
PERSIAPAN ALAT.
1.             Sebelum digunakan alat / pesawat EEG dipanaskan terlebih dahulu.
2.             Elektrode dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bagian kiri, tengah dan kanan sesuai dengan yang tertera pada junction box.
3.             Kertas EEG sudah terpasang dengan sempurna.
4.             Elefik paste, skin pure, sisir, metlyn, spidol, dipersiapkan di meja, dan kalau perlu karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.

PERSIAPAN PASIEN.
5.             Sebelum di lakukan EEG pasien dianjurkan untuk keramas terlebih dahulu ( untuk pasien rawat jalan ) dan tidak diperbolehkan memakai minyak rambut. Untuk pasien rawat inap tidak diharuskan keramas        ( kalau kondisi pasien tidak memungkinkan )
6.             Pasien tidak diperbolehkan memakai minyak rambut, supaya electrode melekat dengan sempurna.
7.             Pasien / keluarganya membayar biaya sesuai dengan tarif yang telah ditentukan, kecuali pasien Astek / Askes.
8.             Pasien bayi / anak-anak / pasien dewasa yang gelisah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian premedikasi.
9.             Sebelum pemberian premedikasi keluarga pasien diberi pengertian terlebih dahulu kemudian diminta untuk menandatangani inform concent yang telah disediakan.
10.         Pasien bayi / anak-anak ditimbang dahulu untuk menentukan dosis obat premedikasi.

PELAKSANAAN.
11.         Pasien / keluarganya diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tindakan yang akan dikerjakan.
12.         Perawat cuci tangan.
13.         Kepala diukur dengan menggunakann metlyn, posisi pasien duduk dikursi ( kalau kondisi pasien tidak memungkinkan, diukur dengan posisi tidur terlentang pada tengkuk diberi bantalan supaya tidak ada penekanan ) dengan menggunakan system Ten – Twenty. Hasil pengukuran diberi tanda dengan spidol merah supaya jelas.
14.         Selesai pengukuran kepala yang sudah bertanda spidol merah dibersihkan dengan kapas alcohol, kemudian digosok perlahan dengan skin pure, elefik paste ditempelkan sesuai hasil pengukuran tadi, sampai selesai.
15.         Pasien dianjurkan untuk tidur terlentang, tengkuk diberi bantalan kemudian electrode ( 22 elektrode )di tempelkan di atas elefik .
16.         Sebelum mulai merekam pasien dianjurkan untuk tetap rileks dan  diberi penjelasan apa yang harus dilakukan pada saat perekaman.
17.         Rekaman / pemeriksaan EEG diawali dengan kalibrasi sesuai dengan kebutuhan.
18.         Perekaman dimulai dari pattern 1 ( satu ) sampai 6 ( enam ) dengan waktu kurang lebih 15 sampai 20 menit ( 60 lembar kertas ).
19.         Pattern 1 ( pertama ) pasien dianjurkan untuk menutup dan membuka mata ( kecuali pasien yang tidak sadar atau pasien yang dengan premedikasi ) sampai 10 lembar kertas atau lebih kurang 3 menit.
20.         Pattern ke 2 ( kedua ) pasien dianjurkan untuk menutup mata dan menjawab pertanyaan yang diberikan dan tidak diperbolehkan menggeleng atau menganggukkkan kepala, waktu sama dengan pattern pertama.
21.          Pattern ke 3 ( ketiga ) pasien dianjurkan untuk membuka mata kemudian dilakukan PS ( photic stimulation ) sampai selesai kemudian pasien diminta untuk menutup mata lagi, pasien dianjurkan untuk nafas panjang atau HV ( hiper ventilasi ) waktu sama dengan pattern sebelumnya.
22.         Setelah nafas panjang selesai pasien nafas biasa dan diperbolehkan tidur sampai perekaman selesai.
23.         Pattern keempat sampai empat lembar kertas, kertas dibalik dan dilanjutkan sampai sepuluh lembar kertas dengan waktu yang sama tanpa aktivitas, begitu juga dengan pattern kelima dan keenam.
24.         Pada pasien yang memakai obat premedikasi mulai dari pattern pertama sampai keenam  tidak dilakukan aktivitas. Setelah pattern keenam kembali ke pattern ketiga dan pasien dibangunkan untuk dilakukan Photik .
25.         Pada akhir perekaman dilakukan kalibrasi lagi.
26.         Apabila di tengah – tengah perekaman grafik mengecil atau terlalu tinggi maka kalibrasi bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan.
Segala sesuatu yang terjadi pada saat perekaman dicatat pada kertas perekaman.
27.         Setelah proses perekaman selesai, electrode dilepas dimasukkan dalam air yang sudah disediakan pada suatu tempat dan kulit kepala dibersihkan dengan kapas basah.
28.         Pada kertas perekaman diisikan identitas pasien, tanggal, dan nomor register.
29.         Hasil perekaman diberikan pada pasien / keluarganya untuk kembali ke dokternya,  kecuali pasien konsulan hasil perekaman diserahkan  ke dokter spesialis saraf terlebih dahulu untuk pembacaan sebelum kembali pada dokter yang bersangkutan.
30.         Elektrode dan alat – alat yang lain dibersihkan, dirapikan, perawat cuci tangan.































S.O.P .KLINIK MEMORI


Pengertian:

Kognitif: adalah kemampuan pengenalan dan penafsiran lingkungan seseorang
Wawasan Kognitif terdiri dari:
Perhatian, atensi.
Bahasa.
Memori.( daya ingat )
Visuospatial.( cth mencari jalan pulang kerumah, berpakaian)
Fungsi eksekutif.( perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan)

Tujuan :
Merupakan bagian dari pemeriksaan Neurobehaviour pada saat ini yang penting untuk mengevaluasi gangguan kognitif.
Program pelatihan memori adalah bagian dari stimulasi kognitif yang merupakan suatu rangsangan eksternal yang secara otomatis akan menyebabkan terjadinya reorganisasi otak. Bentuk reorganisasi otak berupa kemampuan aspek atensi, konsentrasi, memori jangka pendek, keterampilan visuo motor dan ketrampilan visuo-spatial.

Kebijakan:
Pelayanan Dokter spesialis saraf dibantu tenaga paramedis yang diberikan kepada pasien di Poliklinik rawat jalan RSUD Dr M.Saleh Kota Probolinggo.

Prosedur:

  1. Mencatat identitas nama,alamat, usia , pendidikan , penyakit yang diderita pasien.
  2. Wawancara kepada pasien dan keluarga , menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan dan pelatihan memori.
  3. Pemeriksaan Status  Mini Mental sederhana.
  4. Pemeriksaan Clock Drawing Test.
  5. Sequencing Card.
  6. Melihat gambar serupa tapi tidak sama.
  7. Melihat gambar untuk menggali memori lama dari tokoh tokoh terkenal.
  8. Latihan kalkulasi.
  9. Digit Span: penderita diperintahkan meniru angka yang disebutkan.
  10. Mengingat 5 -10 kata/ nama benda untuk diulang ulang.
  11. Menyebutkan nama – nama hewan/binatang.
  12. Menyebutkan nama - nama buah buahan.
  13. Penderita diminta meniru gambar yang diberikan pemeriksa.
  14. Penderita diminta menjawab untuk mengenal suara suara ( sound recognition ).




PEMERIKSAAN TAMBAHAN :

Bila ada waktu dan memungkinkan diberi latihan  berupa :
  1. Stimulasi kognitif di komputer.
  2. Test Line Bisectional.
  3. Test Bender Gestalt.
  4. dsbnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar